BMKG Menjelaskan Soal Gempa 5,3 di Pangadaran Belum Ada Laporan Kerusakan
Pangandaran - Gempa berkekuatan 5,3 magnitudo mengguncang Pangandaran, Jawa Barat pada Kamis (27/1) pukul 23.03 WIB. Analisis BMKG kekuatan gempa dimutakhirkan menjadi 5,2 magnitudo.
Koordinator Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono menjelaskan hasil analisis BMKG, episenter gempa terletak pada koordinat 8,81 ° LS; 108,09 ° BT.
Koordinator Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono menjelaskan hasil analisis BMKG, episenter gempa terletak pada koordinat 8,81 ° LS; 108,09 ° BT.
Tepatnya di laut pada jarak 130 kilometer arah selatan Pangandaran, Jawa Barat dengan kedalaman 42 kilometer. Gempa tersebut tidak berpotensi tsunami.
"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal akibat adanya deformasi atau patahan dalam Lempeng Indo-Australia yang menunjam ke bawah Lempeng Eurasia," kata Daryono dalam keterangannya, Jumat (28/1).
"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa memiliki mekanisme kombinasi pergerakan turun mendatar (oblique normal)," tambah Daryono.
Daryono mengatakan gempa tersebut tidak menimbulkan kerusakan.
"Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa tersebut," kata Daryono.
Selain itu Daryono mengatakan usai gempa yang berlokasi di laut tersebut, BMKG tidak mencatat adanya gempa susulan.
"Hingga hari Jumat pagi, 28 Januari 2022 hasil surveillance BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempabumi susulan (aftershocks)" kata Daryono.
Gempa tidak hanya menggetarkan Pangandaran, tapi juga Cilacap dan Kebumen dengan skala intensitas III-IV MMI. Lalu Tasikmalaya, Banjar dan Ciamis dalam skala intensitas III MMI.
Serta di Garut dan Priangan dengan skala intensitas II MMI.
"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal akibat adanya deformasi atau patahan dalam Lempeng Indo-Australia yang menunjam ke bawah Lempeng Eurasia," kata Daryono dalam keterangannya, Jumat (28/1).
"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa memiliki mekanisme kombinasi pergerakan turun mendatar (oblique normal)," tambah Daryono.
Daryono mengatakan gempa tersebut tidak menimbulkan kerusakan.
"Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa tersebut," kata Daryono.
Selain itu Daryono mengatakan usai gempa yang berlokasi di laut tersebut, BMKG tidak mencatat adanya gempa susulan.
"Hingga hari Jumat pagi, 28 Januari 2022 hasil surveillance BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempabumi susulan (aftershocks)" kata Daryono.
Gempa tidak hanya menggetarkan Pangandaran, tapi juga Cilacap dan Kebumen dengan skala intensitas III-IV MMI. Lalu Tasikmalaya, Banjar dan Ciamis dalam skala intensitas III MMI.
Serta di Garut dan Priangan dengan skala intensitas II MMI.
Komentar
Posting Komentar